DETEKTIF PINK
Pengantar Penulis
Gile lu ndroo, gue pengen nyoba buat novel. Siapa tau aja bisa jadi novel beneran, amiin. Mungkin gue merasa menulis novel ini seperti mengandung anak yang ibunya selalu ngidam ingin pergi ke kebun binatang melulu sambil makan ketumbar hitam, dan jadilah.. Gue. *ba dum tss . Kenapa selalu ngidam ketumbar hitam? karena gue jadinya kayak gini broo, muka gue aja kayak ketuban ibu yang labil mau pecah atau nggak. Maka, dengan bangga gue persembahkan InsyaAllah Novel pertama kali yang gue coba yaitu.. eng ing eng.. : Detektif Pink.
Awalnya, gue itu cuman iseng-iseng nulis di buku, ehh kayaknya bukan buku deh, cuman kayak buku saku yang dapet dari hadiah kondangan saudara, seriusan. Semangat gue bertambah semenjak gue liat sang penerang jalan kaum muda tentang CINTA, kaka Raditya Dika. Semua berawal ketika gue melihat film-film yg dibuatnya, seperti Malam Minggu Miko, Kambing Jantan, Cinta brontosaurus. Adapun novelnya yang gue beli, kayak Marmut Merah Jambu. Terima kasih Kak Radika, telah membagi semangat kepada kaum muda tentang Cinta. Maka itu gue semangat untuk membukukan Novel cobaan gue ini.
Tadinya gue bingung harus mau kasih judul apa, kalau Detektif Kesasar, keliatannya kayak detektif habis kebentrok tuh kepala. Detektif Cinta.. udah mainstream dan gelii gue ngedengernya, Detektif Taman Lawang.. lebih kayak Detektif yang bosen hidup gara-gara pernah diculik sama Emon. Akhirnya setelah melewati bertapa di Air Terjun Naigara, dan bukannya sukses malah masuk angin dan kecepirit selama 3 hari gue...judul buku ini akhirnya Detektif Pink. Asik.
Secara garis polisi, ehh garis besar, buku ini sebenarnya tentang hasil pengamatan gue tentang Percintaan gue. Niat awal sebenernya cuman kepingin nulis buku tentang Cinta monyet masa-masa SMP gue yang gue liat dari pengalaman-pengalaman gue sendiri, tapi tentu saja dengan Komedi Style dong. Tapi dengan gaya komedi yg "sedikit" rasa kamfreet dan raunchy atau Crispy. Asik. Oh ya, beberapa nama di dalam "novel" ini disamarkan, tapi tempatnya semua benar.
Nah, sekarang biar kayak "pengantar penulis" BENERAN, Gue mau bilang makasih. Ehm.
Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan kebodohan ke gue untuk dibagi ke para pembaca. Terima kasih buat temen-temen yg udah rela ngorbanin waktu, sabar, menunggu novel buatan gue, buat orang yang telah mencintai gue dan semua orang yang telah percaya sama gue. This kamfreet book is for you.
Memendam Rasa Sendirian
Sewaktu gue kelas 1 SMP, gue jatuh cinta sama cewek yang namanya Sindy. Awalnya gue biasa-biasa aja waktu pertama ketemu di kelas, belajar, ataupun ketika istirahat di Kantin. Cuman, ada 1 hal penyakit cinta gue, yaitu selalu jatuh cinta pada pandangan pertama. Semua berubah ketika gue mendapat sahabat baru gue, Angga. Angga itu orangnya, baik, ganteng, cuman sayangnya dia dongo. Bukan dongo dalam pelajaran, sebenarnya iya sih, cuman dia lebih dongo dalam urusan cinta, dan mungkin saja dia waktu kecilnya telah menyusu pada Gorilla hamil diluar nikah.
Dia itu dongo dalam urusan cinta, karena dia tuh tidak bisa mendapatkan perhatian apapun dari cewek yang dia taksir. Padahal dia itu sudah sering berlatih perkenalan di depan kaca setiap hari, tetapi hasilnya tetap saja nol dan nggak banget, seperti "Hai nama gue Angga, What's Up darl?" dan dengan gaya yang kaya kakek-kakek yang pantatnya kremian.
Suatu hari, Angga punya ide untuk membawakan suatu bola-bola coklat yang dibuat oleh dirinya sendiri dengan bantuan bapaknya. Sebenarnya bapaknya itu bercita-cita ingin menjadi Master Chef, tetapi yang ada menjadi Master Emping. Karena bapaknya cuman bisa masak kerupuk emping doang, dan sekali pernah ngebuat Nasi Goreng tapi dari nasi Engking, pokoknya nggak bener deh.
Dan keesokan harinya dia datang ke meja gue sambil bilang.
'bro, cobain dulu dong bola-bola coklat gue, lo coba dulu, enak nggak?"
'kress kress, krontang, Hmmmm' kata gue sambil mengunyah sangat perlahan.
'Enak kan? Rasanya kayak gimana?'
'Kayak ketek paus yang udah menopause'
Angga langsung memasang tampang preman kebelet e'e, sambil memukul pundak gue dengan keras.
Bagi gue, nggak penting sih bola-bola coklat itu enak atau nggak. Yang penting itu apa dia bisa mendapat perhatian dari cewek yang dia suka?.
Kembali kemasalah awal, semua berubah semenjak Angga menjadi sahabat gue. Semua itu berubah karena gue dan Angga menyukai cewek yang sama. Gue lebih baik mundur daripada menyakiti perasaan sahabat sendiri.
Saat itu gue berpikir, Angga sangat dongo karena tidak bisa datang langsung ke depan mukanya si Sindy dan bilang kalau dia suka ke Sindy. Namun, setelah gue pikir ulang, apa yang dilakukan Angga, sama dongonya seperti yang gue lakukan, jadi kita duo dongo -_- . Maksud gue, kita mengalami masalah cinta yang sama. Tetapi Angga setelah mengetahui bahwa dirinya tidak berani datang langsung ke depan Sindy, dia jadi sama kayak gue, yaitu memendam rasa sendirian.
Cinta Labil Ekonomi
Dan keesokan harinya dia datang ke meja gue sambil bilang.
'bro, cobain dulu dong bola-bola coklat gue, lo coba dulu, enak nggak?"
'kress kress, krontang, Hmmmm' kata gue sambil mengunyah sangat perlahan.
'Enak kan? Rasanya kayak gimana?'
'Kayak ketek paus yang udah menopause'
Angga langsung memasang tampang preman kebelet e'e, sambil memukul pundak gue dengan keras.
Bagi gue, nggak penting sih bola-bola coklat itu enak atau nggak. Yang penting itu apa dia bisa mendapat perhatian dari cewek yang dia suka?.
Kembali kemasalah awal, semua berubah semenjak Angga menjadi sahabat gue. Semua itu berubah karena gue dan Angga menyukai cewek yang sama. Gue lebih baik mundur daripada menyakiti perasaan sahabat sendiri.
Saat itu gue berpikir, Angga sangat dongo karena tidak bisa datang langsung ke depan mukanya si Sindy dan bilang kalau dia suka ke Sindy. Namun, setelah gue pikir ulang, apa yang dilakukan Angga, sama dongonya seperti yang gue lakukan, jadi kita duo dongo -_- . Maksud gue, kita mengalami masalah cinta yang sama. Tetapi Angga setelah mengetahui bahwa dirinya tidak berani datang langsung ke depan Sindy, dia jadi sama kayak gue, yaitu memendam rasa sendirian.
Orang yang memendam rasa sendirian, tahu dengan detail semua informasi orang yang dia taksir, bahkan dari tempat tinggal, hobi, kapan saja mens, dan tau kapan disaat orang yang dia taksir mau e'e (sumpah nggak nyambung abis).
Dan yang gue tau, nama panjang cewek dari cewek yang gue taksir itu, Sindy Sari Azizah. Dia hobinya memasak, dan dia suka warna coklat.
Tak seperti angga, ketika dia sudah mendapatkan informasi dari orang yang dia taksir, pasti dia langsung lakukan PDKT, bahkan dia rela telanjang didepan ikan hiu kelaparan demi orang yang dia taksir. Karena Angga tau warna kesukaan Sindy itu coklat, jadi ia melakukan hal yang tadi pertama gue ceritakan, membuat bola-bola coklat.
Angga tahu, Sindy tidak suka berlama-lama tinggal disekolah, jadi, pergi kesekolah seperti siput, pas pulang sekolah seperti macan kena rabies.
Dan sedangkan yang gue tahu, bapaknya Sindy selalu menunggu didepan gerbang sambil membawa motor ninjanya. Terkadang dalam seminggu, dia selalu diantar dengan mobil Avanza dan biasanya tidak langsung pulang, tapi pergi untuk makan-makan atau shopping bersama mamanya.
Darimana kita tahu semua ini?
Seperti biasa, dari sahabat kelasnya. Dari pengamatan seperti Detektif Pink. Dari keinginan untuk mencari tahu, bahkan sampai hal terkecil dari orang yang kita taksir, kita tau. Seperti yang gue katakan tadi, Angga tau sampai hal terkecil dari orang yang dia taksir, yaitu tau kapan waktunya Sindy BAB.
" Pada akhirnya, orang yang memendam rasa cintanya sendiri hanya bisa mendo'akan yang terbaik untuk orang yang dia taksir. Tapi tetap tegar untuk berusaha mendapatkan perhatian dari orang yang dia taksir, walaupun sekecil apapun kebahagiaan yang kita dapatkan dari orang yang dia taksir, kita bahagia. Terkadang yang kita inginkan bisa jadi yang sesungguhnya tidak kita butuhkan, dan yang kita butuhkan bisa jadi membuat kita lebih baik daripada yang kita inginkan, tuhan tahu yang kita BUTUHKAN, bukan hanya yang kita INGINKAN. "
Cinta Labil Ekonomi
Gue adalah orang yang gampang terpengaruh dari hal apapun dari yang gue lihat, tonton, baca. Apalagi semasa masih kelas 8 SMP, gue nonton film Avatar the legend of Aang , kebesokannya gue malah jadi pawang hujan yang ketika ada hujan gue ngeluarin tenaga dalem, ceritanya pengen ngendaliin air, ehh yang ada malah kayak kebelet e'e. Dan akhirnya setelah menjadi semua tokoh yang gue lihat atau baca, gue mutusin mau jadi Detektif Pink.
Dulu gue pacaran sama cewek yang namanya Risa. Karena gue detektif, jelas gue tau apa aja yang dia suka, hobinya, sampai kapan dia harus ngasih makan monyetnya Michael. Sebenarnya Michael itu bukan monyet, dia itu adiknya Risa yang selalu mengganggunya setiap kali dia istirahat. Kenapa disebut Monyet? karena itu terjadi pada 1 minggu sebelum kita pacaran, ketika kita ngedate deket sekolah, yaitu di Warteg. Dan kebetulan ia membawa adiknya.
'Kaka kaka, aku mau itu doong? semur jengkol yang pake kuah bajing' kata michael.
'Nggak boleh ah, lu kan masih kecil ! masa udah makan jengkol? entar bau tau mulutnya' kata Risa sambil sedikit membentak.
'Ahh, aku mau itu deh ka !' sambil menunjuk doger monyet di deket warteg.
'Loh? itu mah monyet dee, emang ade mau jadi monyet?'
'Biarin ah ka, aku mau jadi monyet itu. Karena udah mah diliatin banyak orang, nggak pake celana jadi keliatan titit, tapi dibayar, enak banget kan ka?!' sambil memajang wajah BANGGA.
'Euuhh, yaudah terserah lu deh, dasar monyet! hahaha.' kata Risa sambil mengejek adiknya.
'Ehh, kaka jangan seneng dulu, kalau aku jadi monyet, berarti kaka tuh kakanya monyet dong, hahaha. Kaboorrr!' dengan cepatnya ia lari seperti gorilla hydrocephalus.
Itulah mengapa adiknya risa dipanggil monyet.
*hydrocephalus itu penyakit yang kepalanya jadi gede.
Itulah mengapa adiknya risa dipanggil monyet.
*hydrocephalus itu penyakit yang kepalanya jadi gede.
Kembali ke masalah titit monyet, ehh ke masalah percintaan gue. Jadi, ada temen gue yang bernama Sidiq yang suka sama Risa. Memang dia itu orangnya ganteng, baik, tingkat kepintaran juga lumayan. Cuman, dia masih memiliki masalah yang sama seperti Angga yang pernah gue ceritain, yaitu tidak berani untuk mengungkapkan perasaanya dan tidak bisa menarik perhatian cewek tersebut.
Dan setelah beberapa lama kita adik kakaan, Risa sering curhat ke gue, dan akhirnya tau bahwa Sidiq suka sama dia. Katanya Sidiq itu sifatnya terlalu possesif. Jadi, Risa nggak bisa sama orang yang terlalu serius.
Dan gue masih inget, hari itu hari Jum'at. Sidiq berusaha untuk menembak risa. Setelah pulang solat jum'at, para cewek disekolah gue seperti biasanya masih berkumpul di sekolah dan pastinya kalian tau, suka curhat-curhatan nggak jelas, bahkan membicarakan iklas Mastin. Sidiq tau bahwa risa pasti sedang berkumpul dengan teman-temannya di halaman depan sekolah, maka itu, dia sudah menyiapkan bunga bangke (sampe-sampe bawa bangke tikus juga). Enggak lah, dia membawakan bunga mawar merah dan coklat Silver Queen. Lalu, sidiq datang kepada risa dengan jalan yang sok cool, yang kayak di iklan kartu perdana axis, yang atraksi make motor, terus ngebuka helm motornya, dan rambutnya banjir oleh keringat,terus keringatnya muncrat ke tukang jualan Ketek ular. Setelah berjalan dengan effect, akhirnya sidiq mencolek pundaknya Risa, dan saling bertatapan. Setelah bertatapan dengan sangat dalam..dalam..dalam, dan akhirnya risa tertidur kayak putri serigala kena cacar. Dan setelah bertatapan, akhirnya Sidiq mengungkapkan perasaannya pada Risa.
'Risa, sebenernya aku sudah lama suka sama kamu.' kata sidiq dengan penuh pesona, pesona om-om.
'Kita kan baru kenal 1 bulan ka?' kata Eisa dengan memasang wajah pura-pura bego.
'Iya sih, tapi kaka tau, kamu itu hanya cewek yang bisa membuat kaka move on dari mantan kaka yang dulu, kamu mau nggak jadi pacar kaka?'.
Dan risa tersenyum bangga, senang, sambil ada effect anginnya dia menjawab. Dan jawabannya nggak akan pernah sidiq lupakan.
'Najis lo..!'
JLEB..JLEB AJLEB AJLEB AJLEB AJLEB.. *sambil ada orang yang bawa pedang sambil nusuk hatinya sidiq, tapi sebelumnya nari tor-tor dulu.
Setelah itu, risa pergi meninggalkannya dengan perasaan kesal, kasian, campur aduk deh. Dan Sidiq masih terdiam di tempatnya dengan perasaan tidak percaya, sakit hati, dan ingin kebelet e'e.
Kembali ke masalah percintaan gue yang sekarang. Setelah beberapa minggu dari situ, seperti biasanya, kalau ditolak oleh cewek, Sidiq langsung benci terhadap Risa, dan berniat ingin melemparkan softex emak-emak kewajahnya, tapi untung, waktu itu sidiq lempar softex itu, yang kena malah wajah satpam sekolah. Dan Sidiq pernah berkata pada gue.
'Risa tuh menurut gue salah banget.' kata Sidiq dengan bingung campur marah.
'Yaah, yang sabar aja diq, dia kan bukan satu-satunya cewek di dunia ini yang menurut lo itu "Perfect, move on diq, move on. Percaya sama gueee..'
Dan setelah dari percakapan tersebut, keesokan harinya mungkin risa telah melupakan waktu itu, tapi Risa malah mulai tertarik sama gue, dan gue juga tertarik sama dia, dan ternyata Sidiq juga tau bahwa gue itu juga suka ke Risa, tapi untungnya dia temen gue, dan dia penyabar. Dan sebenarnya, waktu Sidiq nembak Risa, gue itu ada dibelakang mereka berdua. Dan ketika gue tau Sidiq temen dekat gue menembak Eisa, rasanya itu...kayak ditusuk sama psikopat bawa jarum suntik yang obat didalemnya itu obat rabies, sambil dilemparin softex emak-emak, dan dikasih titit sama monyet.
Setelah beberapa minggu karena dikasih depresi karena dikasih titit monyet, gue langsung dekat sama risa. Risa jadi mulai suka megang tangan gue, sering curhat ke gue, dan juga sering ngajak gue makan bareng di halaman depan sekolah. Dan setelah sedeket itu dengan risa, gue berniat ingin menembak risa dengan setulus hati gue. Asik.
Dan inget banget gue hari itu, tepatnya hari sabtu, gue nembak dia lewat SMS. (banci banget, kan dulu)
'Risa, kaka mau ngomong sama kamu..' kata gue sambil sok cool.
'Iya ka? mau ngomong apa?'
'Kulit manggis kini ada extractnya dee' (ini bukan bagian dari percakapan, iklan kamfreet dasar).
'Kaka itu sebenarnya cemburu waktu ngeliat kamu ditembak sama sidiq, dan waktu itu jika ade inget kaka itu ada disamping kamu, rasanya kayak dikejer onta taman lawang de. Kaka itu suka sama kamu, kamu mau nggak jadi pacar kaka?'
'Hmmm.. ka, maaf yah, aku mau ke WC dulu.. hehe'
Di dalem hati gue udah deg-degan malah jadi kesel dan pengen nyumpelin roti sari ketek sopir taksi ke dia. Dan setelah lama dari WC, akhirnya dia menjawab.
'Ka.. sebenernya aku juga suka sama kaka, makanya aku nolak mentah-mentah ka sidiq di depan kaka, karena aku tuh sayang sama kaka, agar perasaan hati kaka tidak disuntik oleh psikopat itu. Iya ka, aku mau jadi pacar kaka.. :)'
Langsung menerima sms dari dia kayak gitu, gue langsung menjerit kayak kambing yang disentil tititnya. Dan bokap gue yang sedang tertidur di rumah pun langsung bangun dari kasurnya dan keluar dari pintu kamar sambil membawa obat salep untuk jamur.
'Pah? kenapa papah bawa-bawa salep? salep apaan tuh?' kata gue dengan heran sambil masih dengan perasaan bahagia.
'Papa tadi denger ada yang teriak, teriaknya kitu kayak yang tititnya kena jamur, siapa tadi?' kata bokap gue sambil rambutnya yang berantakan dan mata masih mengantuk.
'Yaah papah, itu mah suara ade yang lagi kegirangan hingga jadi om girang.'
'Ohhh, diem atuh ah, papah mau tidur daritadi capek kerja, mijetin mamah kamu yang lagi sakit, main sana, daripada ngeganggu.'
'Iya deh pah, assalammua'laikum!' kata gue yang berlari langsung ke luar rumah.
Keesokan harinya ketika istirahat sekolah, gue langsung beranikan diri untuk memegang tangannya dengan perasaan seneng. Dan Risa langsung tersenyum ke gue dengan rambutnya yang terkena angin (sumpah cantik banget). Dan kita istirahat bareng dihalaman sekolah yang seperti biasanya, kita makan bareng, saling berbagi cerita masing-masing, dan ngelemparin adiknya risa yang telanjang seperti monyet.
Terseling selama 1 bulan dengan bahagia karena kita hari itu anniversary yang ke-1 (namanya juga cinta monyet). Keesokannya kita mengalami masalah-masalah biasa dalam hubungan, yaitu saling ngambek-ngambekan. Dia bilang pada gue waktu disekolah, lebih tepatnya di depan perpustakaan.
'Kaka tau nggak?! kita itu akhir-akhir ini suka berantem mulu..!' kata risa dengan muka gorilla kena tipes.
'Yaaa aku kira kamu lagi PMS..?!' kata gue sambil ngejelasin bahwa gue itu bener.Asik.
'Kamu kali yang lagi PMS..!'
'Aku mana bisa PMS..!?' kata gue make muka kebelet e'e dicelana.
'Bukan gitu, kita tuh udah nggak sama lagi kayak dulu..'
'Yaaah, mana bisa orang selamanya sama..!?'
'Yaudah kita PUTUS!!' kata Risa dengan marahnya yang kayak marmut sakit yang kejepit gerbang sekolah.
'Yaudah kalau kamu maunya kayak gitu..!'
'Yaudah aku pergi!'
'Yaudah pergi aja sana.. , ehh sebentar, tadi batagor mang Asep belum dibayar, kamu boleh bayarin dulu?' kata gue sambil kayak yang bego beneran.
'Yaudah aku bayarin..!' kata Risa sambil perasaan marah yang tidak terkontrol.
'Yaudah makasih..!'
'Yaudah sama-sama..!'
'Ehh sebentar, aku pulang nggak ada ongkos.. boleh pinjem duit dulu nggak?' kata gue.
'Yaudah berapa?!'
'Yaudah goceng..!'
'Yaudah nih..!'
'Yaudah makasih..!'
'Yaudah sama-sama..!'
'Yaudah..'
'Yaudah..!'
*PMS itu seperti perasaan cewek yang sedang MENS kayak gimana..
Setelah kita saling berantem, gue langsung cabut ke rumah. Dan tak lama setelah itu, waktu sore hari, Risa SMS gue dan bilang bahwa dia ingin balikan sama gue. Gue di rumah mikir-mikir dengan serius sampe otak gue kayak yang udah kena jaring laba-laba, jadi nggak bisa dipake, sekali dipake malah ngebul. Lu tau ga? itu tuh nggak banget, kayak lu lagi e'e dan memutuskan untuk segera cebok, tapi nggak ada air. Sambil nangis di kamar mandi terus merengek kayak gini.
'Kenapa..?!! kenapa nggak ada airr..!!?' teriak-teriak di kamar mandi.
Dan karena tidak ada air, akhirnya mutusin untuk ceboknya gesek-gesekin pantat di tembok sambil ngomong.
'Kenapaaa..!!??'
Bukan ditembok, tapi di.... Lantaii !(gilee jorok amat).
Kembali ke masalah tadi, itu adalah pelajaran dimana kita harus tau alasan kita mengapa kita memutuskannya. Kalau kita seperti tadi, udah putus tapi pas pulang dirumah malah minta balikan. Itu tuh kayak kata-kata si penipu cinta seperti Vicky, yaitu Labil ekonomi.
"Seiring Risa semakin jauh sama gue, karena gue tolak dia untuk balikan, gue jadi berpikir panjang. Cinta sama orang memang bisa membuat kita jadi melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji. Di dalam buku Conan, jatuh cinta bisa membuat seseorang jadi pembunuh: membunuh si korban karena benci, cemburu, atau karena cintanya tidak ditanggepin. Pada kasus ini, Risa berusaha "membunuh" Sidiq dengan kata-kata pedasnya. Dengan alasan-alasan yang tidak masuk akal, karena menurut dia dengan melakukan seperti itu, dia bisa membuat gue jadi suka sama dia, atau paling tidak membuat gue jadi pacarnya.
Kata-kata Sidiq terngiang kembali di kepala gue, 'Risa menurut gue salah banget.' Well,seandainya ada Sidiq disini, gue mau tanya balik ke dia, 'Apa yang salah dari orang yang terlalu dalam sayang sama orang lain?' "
Cinta Itu Tak Seburuk Mammoth!
Simple Love
Ina itu termasuk orang yang pintar, dia masuk rangking 5 besar disekolah, dan juga cewek yang paling ribut disekolah. Bukan ribut seperti banyak omong, main petasan di kelas, ataupun ngasih petasan ke titit orang. Ina itu ribut yang kayak cewek-cewek ABG gahoel yang pernah kejedot kepalanya dan otaknya kegeser sedikit kesamping. Dan Ina ini paling ribut ketika ada cowo ganteng, ataupun cowo yang dia taksir. Dan inilah yang membedakan antara cowok dan cewek ketika ada seseorang yang dia taksir.
Kalau cowok sedang naksir seseorang dan sedang ngumpul sama gengnya di kantin.
'Hey broo, gue lagi naksir cewe..'. Dengan suara maco dan sok cool.
Kalau cewek sedang naksir seseorang.
'HEY kalian! Lo tau nggaaa..??!' Dengan suara ABG gahoel yang waktu kecilnya rahangnya pernah kepukul martil.
'APA APA APA!!?'. Ribut-ribut nggak jelas.
'GUE LAGI NAKSIR SAMA COWOK KELAS 5 !!?'
'SUMPE LO!!? SUMPE LO!!? SUMPE LO!!?'. Teriak-teriak nggak jelas, terus sambil makan korma yang kepalanya nari tarian trio macan.
Tetapi, itulah ciri khas cewe yang membuat perbedaan cewe itu something special. Dan karena ciri khas yang langka itu, yang hanya ada bagi cewe gahoel salah minum obat, itu ada pada diri Ina dan gue suka itu.
Kembali ke masalah Ina. Dulu gue juga mengikuti tambahan pelajaran atau Les di wali kelas gue sendiri sama seperti Ina. Lesnya selalu dimulai waktu malam hari, biasanya dari jam 7 malem hingga jam 9 malem. Setelah semester 1 selesai, gue mulai ingin berbuat seseatu untuk Ina, dan hanya untuk dia gue melakukan sesuatu yang Limited edition bagi cowok untuk melakukan hal seperti ini.
Karena semester 1 telah usai dan akan memasuki semester kedua, les di guru gue mulai dirutinkan seperti menambahkan jadwal les pada siang hari, sering melakukan pre-test. Gue melakukan semua yang guru gue katakan, dan karena itu juga gue jadi murid teladan waktu SD.Asoy.
Sewaktu les pada malam hari, guru gue Pak Andri memberi materi les Matematika dan kebanyakan dari semua murid yang ada disitu nggak bisa, termasuk gue. Untungnya ada saudara gue yang ikutan juga les disitu yang bernama Suratep, dan sahabatnya yang suka ngebantu gue juga soal pelajaran yaitu Atep. Karena mereka, alhamdulillah gue bisa menjalani semua pre-test, ulangan sekolah sehari-hari yaitu karena menyamakan jawaban atau bisa disebut nyontek. Iya gue akui, gue dulu pertama masuk semester 2 itu bego.
Dan setelah les malam diberhentikan sejenak untuk beristirahat, dan murid-murid les diperbolehkan untuk jajan, bermain, asalkan masih disekitar rumah guru gue. Gue berniat melakukan yang menurut cowo itu Limited edition yaitu menunjukan bahwa gue nggak takut uler, dan itu sulit banget, apalagi gue pernah jadi suster ngesot taman lawang.
Kenapa tiba-tiba gue melakukan hal dengan ular? karena waktu istirahat, gue lihat Ina dengan anggunnya berjalan ke arah warung di dekat rumah guru gue, maka dengan refleks gue ngikutin dia kemana pun dia pergi. Dan ternyata, bukannya dia ke warung dekat situ, dia malah menghampiri rumah tetangganya yang mempunyai ular piton yang lumayan besar untuk diberikan kepada bencong seperti gue. Yang gue lihat waktu itu, dengan beraninya Ina mengelus ular tersebut yang sedang di pegang oleh tetangganya dengan rasa sedikit takut, gue sebenernya nggak tau Ina itu berani ke hewan mematikan seperti ular, nggak kayak gue, ngeliat kecoa terbang aja gue takutnya minta ampun sambil lari-lari kayak bencong kehilangan BH.
Awalnya gue juga takut setelah melihat ular piton tersebut. Tapi, karena gue melihat Ina dengan beraninya mengelus ular tersebut, gue harus memberanikan diri demi mendapatkan perhatian Ina. Dan gue dengan GAGAHNYA mendekati ular yang sedang dielus oleh Ina dan juga tetangganya.
'Minggir doong, gue juga mau nyoba, ular gini mah...'. Kata gue dengan perasaan takut dan bangga.
'Hati-hati fi! ini ularnya berbisa tau!' Kata Ina dengan perhatiannya yang membuat dirinya itu "cantik".
Tanpa berfikir apapun gue bukannya mengelus ular tersebut, tapi gue harus melakukan lebih dari hanya sekedar mengelus ular, yaitu menggendongnya di leher gue (sumpah waktu itu gue takut banget).
'Weiih.. ternyata ularnya baik yah'. Kata gue dengan nada sok cool dan orang lain yang melihat kejadian tersebut termasuk saudara gue si Suratep pun terdiam dan melihat gue dengan tatapan "sumpe-lo!?" ketika melihat gue menggendong ularnya di leher gue.
Padahal baru beberapa menit, gue langsung memberikan lagi ular yang ada di leher gue ke tetangganya Ina. Dan gue langsung cabut dari situ dengan berjalan cepat make muka bego, gue langsung masuk ke rumah guru gue dan masuk ke WC. Setelah tidak gue sadari, ternyata gue langsung ngompol waktu gue ngegendong tuh ular. Pantes aja mereka semua terdiam waktu gue ngegendong ularnya, orang mereka ngeliat gue ngompol dicelana.
kamu.. aku mau.'
Semua ini berawal dari gue kelas 6 SD. Dulu banget, gue itu orangnya pemalu banget, pendiem, nggak kayak sekarang, kayak cacing bule dari afrika yang kepanasan matahari. Dan kenapa bab sekarang gue kasih judul Cinta Mammoth! ?, yuk kita cekidot aja.
Temen SD gue itu namanya Christa. Dia itu sering dipanggil mammoth sama temen-temen gue, termasuk gue. Kenapa? karena dulu dia tuh jelek, hidungnya pesek kaya titit marmut, dan kalau setiap dia ngomong, dia itu kayak yang kena asma tingkat kakap. Dan itu masih belum membuktikan bahwa dia itu marmut, ehh mammoth beneran. Dia itu, kalau marah kayak mammoth yang pernah makan roti sari ketek sopir taksi, sampe ngeluarin busa, ngejer-ngejer gue atau temen-temen gue ketika kita mengejeknya mammoth. Yaaah, namanya masa-masa SD, selalu bahagia ketika mengejek orang lain.
Karena eh karena dulu gue itu pendiem, gue meyimpan segala rahasia, kisah cinta gue, hingga buku keuangan ibu guru pun gue simpen. Dulu, ada seorang cewek yang bernama Santi. Dia itu pujaan hati gue semasa kelas 6 SD, dia itu orangnya cantik (jelas), pinter, cuman sayangnya dia itu jutek dan juga. Saking juteknya, gue hampir setiap hari ketika menyapa atau meliatnya, orang yang biasanya jutek, dia itu langsung buang muka, cuman yang beda dari Santi ini, dia itu bukan buang muka, tapi buang kepala. Hingga waktu itu saking juteknya dia...
'Hey Santi! kamu apa kabar!?' kata gue dengan muka termesem-mesem.
'Baik, tumben banget lo kerit nanyain gue!' kata Santi dengan juteknya.
'......, ehhh kepale lo!' kata gue yang sambil menjerit kayak onta taman lawang.
Dan setelah itu, kalian tau alasannya kenapa gue nggak ngelanjutin percakapan diatas. Kepala dia copot! dan menggelinding kearah gue, dan secara reflek gue tendang tuh kepala sambil ngejerit.
'Ahhh! kepalanya hantu jeruk nipis!! ehh jeruk purut!' jerit gue. iya gue tau, itu nggak banget.
Dan kenapa dulu gue dipanggil kerit? ini ceritanya.
Dan juga kembali ke masalah juteknya Santi. Sebenarnya dia itu baik, cuman dulu waktu kecil kayaknya dia pernah menyusu pada mamalia yang salah kali ya?. Dan kisah cinta gue, berawal dari sepotong surat cinta. Gue udah nulis surat yang suratnya berisi tulisan masih polos, kayak psikopat ambeyen.
' Hai Santi, aku suka sama kamu, kamu mau nggak suka sama aku..?'
Dan waktu setelah gue selesai nulis surat cinta yang begitu polosnya, gue berusaha untuk memberanikan diri untuk bertemu denganya.
Gue beranikan diri datang ke kelasnya, gue ada didepan mukanya, dan gue tatap matanya dalam-dalam....... Dan akhirnya gue kecepirit dicelana. ( -_- nggak banget). Dan sejak itu, gue sering diejek sama temen-temen gue kerit, yaitu singkatan dari kata kecepirit, bahkan gue diejek sama si mammoth. Iya gue tau, pecundang banget.
Waktu semakin berlau dan berlalu. Akhirnya gue jadian sama Santi, kita sering berbincang di lantai atas sekolah, sambil makan Pop mie bareng, dan semua sesuana tiba-tiba berubah karena ada mammoth yang sedang ngamuk dikelas. Ternyata, Christa marah-marah nggak jelas gara-gara dia dikatain 'ingus mammoth'. Jelas dia marah, karena dia itu bukan ingus mammoth, tapi tai nya. Dia langsung ngejer-ngejer temen-temen gue yang ngatain dia ingus mammoth, tapi anehnya dia ngejer gue juga, entah dia ngeliat gue kayak tikus belum disunat jadi takut sama gue. Dia bawa sapu dari kelas dan ngejer-ngejer gue, dan secepat angin kentut gue pun berlari sambil berteriak.
'Goblok! itu bukan gue yang ngejek lu kampreet!! aaaahhh, mamaaahh' jerit gue sambil teriak dengan memasang avatar aang yang dicium sama siput gila yang udah menopause. Apa banget.
'Biarin! karena gue lagi PMS begoo! hahaha (ketawa jahat)' kata Christa dengan mulut berbusa kayak onta rabies.
Dan disitu gue langsung mikir secara tiba-tiba dan berkata di dalam hati.
'Emang mammoth bisa PMS?! berarti mammoth betina juga ingin dimengerti oleh mammoth jantan'.ASIK.
Gue langsung berhenti lari dan gue langsung menyetopkan Christa. Dan Christa pun berhenti dengan muka bego, dan sapunya langsung dilempar ke temen gue. Dan disitu gue bilang ke dia.
'Gue nggak tau kalau mammoth itu bisa PMS, dan juga gue nggak tau kapan mammoth itu mens. Tapi yang gue mengerti, gue tau lu itu kesepian karena selalu dikatain ingus mammoth, tai mammoth. Lo tau nggak? sebenernya lo itu lebih mirip kolornya mammoth, ehh maksud gue lu itu hanya butuh perhatian dari temen-temen lo bahwa lo itu juga mau berteman dengan mereka'.Asoy.
'....... , iya fi, gue sadar muka gue itu mirip kolor mammoth, tapi apa yang lo katain semuanya tadi itu bener. Thanks fi udah nyadarin isi hati gue yang sebenernya.' kata Christa yang kepalanya sambil tertunduk.
Setelah berbicara seperti itu, Christa pun langsung masuk ke kelasnya, dan temen-temen gue juga ngeliat itu dan tersadar, bahwa isi hatinya Christa itu hanya butuh pembuktian bahwa dia itu ingin disayangi oleh temen-temenya dan sadar bahwa Cinta itu tak seburuk mammoth!.
Setelah beberapa minggu dari kejadian tersebut. Temen-temen gue tidak ada lagi yang ngegangguin si Christa, malah temen-temen gue lebih buruknya malah sering nyontek PR setiap pagi ke si Christa. Dan Christa juga semakin deket gue, malah menjadi sahabat gue sekarang, dan sering banget ngebantu gue ngedeketin setiap cewek.
Kembali ke masalah Santi. Waktu itu gue itu udah 2 bulan ngejalanin pacaran bersamanya dan akhir-akhir minggu itu, kita selalu berantem dimanapun kita berada. Di sekolah, restaurant, WC, dan juga di kolam renang. Di kolam renang itu gue paling nggak ngerti sama apa yang dia omongin, dan juga di kolam renang itu juga kita PUTUS. Iya gue tau, nggak elite banget.
Semasa SD dulu, olahraga yang paling sering sekolah lakukan yaitu renang. Gue sih seneng renang, tapi yang bikin gue bosen, kolam renangnya disitu-situ mulu, nggak ngemodal banget, yaitu di kolam renang Lyn. Dan pada bulan-bulan pertama di semester kedua, kita pergi ke kolam renang Lyn. Gue sih sadar akhir-akhir bulan semester pertama itu kita sering berantem, karena gue cowok yang berusaha menjadi yang terbaik bagi orang yang gue sayang, gue berusaha memperbaiki hubungan ini.
Setelah kita 1 jam perjalanan ke Lyn menggunakan angkot yang sekolah carter, gue mencoba mendahului untuk meraih tangannya dan menggenggam tanganya Santi, tapi yang kalian tau, Santi itu sifat juteknya masih nggak ketulungan. Dia langsung melepas tangan gue dan bilang.
' Apaan sih lo!? nggak ngertiin banget perasaan perempuan tau lo itu!' dengan marahnya ke gue kayak jerapah yang nggak bisa cebok habis e'e, dan marah-marah dengan jutek.
JLEB. Disitu gue langsung terdiam dan nggak bisa ngomong apa-apa, satu-satunya yang bisa cowok lakukan ketika keadaan seperti itu ialah mengalah walaupun tidak bersalah, cukup berikan dia waktu untuk berfikir bahwa kita itu BERPERAN juga untuk hatinya. Asik.
Dan tak lama ketika setelah kita sudah di test renang sedalam 1,5 m dan gue berhasil, tumben banget gue bisa, biasanya sih tenggelem kayak lumba-lumba yang keselek softex. Karena setelah di test itu murid-murid bebas untuk makan, atau main-main di Waterboom, gue lebih memilih untuk mencari Santi untuk bicara dengannya kita itu cocok untuk hubungan yang mampu untuk diteruskan hingga salah satu dari kita itu meninggalkan dunia terlebih dahulu. Asoy.
Dan setelah gue cari-cari dia dan ternyata sedang duduk di dekat kolam renang sambil kakinya yang mengayuh bikin bochor-bochor airnya muncrat kemana-mana, gue membranikan diri untuk berbicara 4 mata sama dia.
Setelah gue berjalan pelan-pelan mendekati dia, dengan effect angin puyuh, ehh angin-anginan dan gue udah yakin disitu gue udah yakin gue itu cool waktu itu. Setelah tinggal beberapa langkah lagi gue mendekati dia, ternyata temen gue ngedorong gue ke dalam kolam renang dan karena airnya dingin banget, gue langsung kencing dicelana.
Dan ketika gue udah puas diketawain temen gue dan lega udah kencing di kolam renang, tapi alhamdulillahnya gue sedang kebelet pengen kencing waktu itu. Gue masih terdiam di kolam renang yang hangat oleh air kencing gue, Santi langsung masuk ke dalam kolam renang dan akhirnya yang gue tunggu-tunggu yaitu berbicara sama gue.
'Fi, lo nyadar nggak kita itu udah nggak sama lagi kayak dulu' kata Santi dengan muka sedih karena kena air kencing gue. (bego banget, udah tau gue tadi kencing disitu)
'Yaah, mana bisa orang itu selamanya bisa sama..??!' kata gue dengan memelas. (padahal sambil lega air kencing gue kena pacar gue)
'Bukan itu maksud gue, cinta kita itu kaya yang udaahh........'
'Kadaluarsa..??' kata gue dengan memberikan tatapan "sumpe-lo!?"
*Terus dia ngajak gue nyelem sambil ngomong
'blep..blep.bleppp'.
Gue bales juga.
'blep..blep..blep'
*kita langsung keatas permukaan air dan menghela nafas bareng-bareng.
'haaaaaaa... Maksud gue tadi, kita PUTUSS! udah mah bau kencing lagi!' kata dia dengan terbatuk-batuk karena najis ada air kencing gue.
'Oke kalau lo maunya kayak gitu, rasain lo kena air kencing dari titit gue! emang enak apa!?' kata gue sambil bangga.
Seperti yang gue bilang diawal gue cerita, gue nggak ngerti waktu dia ngomong apa waktu di kolam renang, dan itu alasannya, yaitu 'bleep..blepp.. blepp'.
"Memang, mammoth itu walaupun perempuan, tetep aja dia nggak bisa mens ataupun merasakan PMS segimana hanya perempuan yang bisa merasakannya. Tapi mammoth juga mahluk hidup yang membutuhkan perempuan dari cowok/cewek. Dan selain mammoth, manusia juga pasti merasakan hal yang seperti itu, apalagi cewek. Gue akui, cewek itu mahluk yang sengaja tuhan ciptakan yang melakukan semua tentang cinta lebih ke Perasaan, tidak seperti cowok, cowok itu lebih menggunakan logika daripada perasaan. Wajar jika cowo itu bego ketika cewe ngasih "kode-kode" yang menurut cowo itu nggak ngerti, jadi, cowok juga butuh pengertian selagi halnya cewek. Dan gue akui, gue itu tadi mengejek temen gue sejelek mammoth, tapi sebenarnya yang ada di dalam hati gue ini bahwa.... Cinta itu tak seburuk Mammoth!".
Simple Love
Mencintai seseorang, memanglah indah dan mudah. Tetapi, yang sulit itu membuat orang yang kita cintai itu mencintai ke kita seperti halnya kita mencintainya. Banyak yang bilang mempunyai pasangan itu menyakitkan hati dan lebih memilih untuk jomblo. Coba kalian fikirkan lagi, tuhan itu menciptakan mahluknya berpasang-pasangan dan coba kalian lihat hikmah dari memiliki pasangan. Memang dalam pasangan itu pasti ada sebel-sebelan, marah-marahan, ada yang jadi pesuruh, tapi dari cara kita dengan meredakan masalah itulah yang membuat semuanya jadi indah.
Sewaktu gue kelas 6 SD, gue itu orangnya termasuk orang yang gampang mencintai seseorang, mulai dari ngeliatin, terus naksir. Dulu, ada pujaan hati gue yang ke-2 waktu SD yang bernama Ina. Ina itu orangnya religius, baik, manis, imut, dan juga seorang phobia terhadap ketek ular (emang ular ada keteknya?).
Ina itu termasuk orang yang pintar, dia masuk rangking 5 besar disekolah, dan juga cewek yang paling ribut disekolah. Bukan ribut seperti banyak omong, main petasan di kelas, ataupun ngasih petasan ke titit orang. Ina itu ribut yang kayak cewek-cewek ABG gahoel yang pernah kejedot kepalanya dan otaknya kegeser sedikit kesamping. Dan Ina ini paling ribut ketika ada cowo ganteng, ataupun cowo yang dia taksir. Dan inilah yang membedakan antara cowok dan cewek ketika ada seseorang yang dia taksir.
Kalau cowok sedang naksir seseorang dan sedang ngumpul sama gengnya di kantin.
'Hey broo, gue lagi naksir cewe..'. Dengan suara maco dan sok cool.
Kalau cewek sedang naksir seseorang.
'HEY kalian! Lo tau nggaaa..??!' Dengan suara ABG gahoel yang waktu kecilnya rahangnya pernah kepukul martil.
'APA APA APA!!?'. Ribut-ribut nggak jelas.
'GUE LAGI NAKSIR SAMA COWOK KELAS 5 !!?'
'SUMPE LO!!? SUMPE LO!!? SUMPE LO!!?'. Teriak-teriak nggak jelas, terus sambil makan korma yang kepalanya nari tarian trio macan.
Tetapi, itulah ciri khas cewe yang membuat perbedaan cewe itu something special. Dan karena ciri khas yang langka itu, yang hanya ada bagi cewe gahoel salah minum obat, itu ada pada diri Ina dan gue suka itu.
Kembali ke masalah Ina. Dulu gue juga mengikuti tambahan pelajaran atau Les di wali kelas gue sendiri sama seperti Ina. Lesnya selalu dimulai waktu malam hari, biasanya dari jam 7 malem hingga jam 9 malem. Setelah semester 1 selesai, gue mulai ingin berbuat seseatu untuk Ina, dan hanya untuk dia gue melakukan sesuatu yang Limited edition bagi cowok untuk melakukan hal seperti ini.
Karena semester 1 telah usai dan akan memasuki semester kedua, les di guru gue mulai dirutinkan seperti menambahkan jadwal les pada siang hari, sering melakukan pre-test. Gue melakukan semua yang guru gue katakan, dan karena itu juga gue jadi murid teladan waktu SD.Asoy.
Sewaktu les pada malam hari, guru gue Pak Andri memberi materi les Matematika dan kebanyakan dari semua murid yang ada disitu nggak bisa, termasuk gue. Untungnya ada saudara gue yang ikutan juga les disitu yang bernama Suratep, dan sahabatnya yang suka ngebantu gue juga soal pelajaran yaitu Atep. Karena mereka, alhamdulillah gue bisa menjalani semua pre-test, ulangan sekolah sehari-hari yaitu karena menyamakan jawaban atau bisa disebut nyontek. Iya gue akui, gue dulu pertama masuk semester 2 itu bego.
Dan setelah les malam diberhentikan sejenak untuk beristirahat, dan murid-murid les diperbolehkan untuk jajan, bermain, asalkan masih disekitar rumah guru gue. Gue berniat melakukan yang menurut cowo itu Limited edition yaitu menunjukan bahwa gue nggak takut uler, dan itu sulit banget, apalagi gue pernah jadi suster ngesot taman lawang.
Kenapa tiba-tiba gue melakukan hal dengan ular? karena waktu istirahat, gue lihat Ina dengan anggunnya berjalan ke arah warung di dekat rumah guru gue, maka dengan refleks gue ngikutin dia kemana pun dia pergi. Dan ternyata, bukannya dia ke warung dekat situ, dia malah menghampiri rumah tetangganya yang mempunyai ular piton yang lumayan besar untuk diberikan kepada bencong seperti gue. Yang gue lihat waktu itu, dengan beraninya Ina mengelus ular tersebut yang sedang di pegang oleh tetangganya dengan rasa sedikit takut, gue sebenernya nggak tau Ina itu berani ke hewan mematikan seperti ular, nggak kayak gue, ngeliat kecoa terbang aja gue takutnya minta ampun sambil lari-lari kayak bencong kehilangan BH.
Awalnya gue juga takut setelah melihat ular piton tersebut. Tapi, karena gue melihat Ina dengan beraninya mengelus ular tersebut, gue harus memberanikan diri demi mendapatkan perhatian Ina. Dan gue dengan GAGAHNYA mendekati ular yang sedang dielus oleh Ina dan juga tetangganya.
'Minggir doong, gue juga mau nyoba, ular gini mah...'. Kata gue dengan perasaan takut dan bangga.
'Hati-hati fi! ini ularnya berbisa tau!' Kata Ina dengan perhatiannya yang membuat dirinya itu "cantik".
Tanpa berfikir apapun gue bukannya mengelus ular tersebut, tapi gue harus melakukan lebih dari hanya sekedar mengelus ular, yaitu menggendongnya di leher gue (sumpah waktu itu gue takut banget).
'Weiih.. ternyata ularnya baik yah'. Kata gue dengan nada sok cool dan orang lain yang melihat kejadian tersebut termasuk saudara gue si Suratep pun terdiam dan melihat gue dengan tatapan "sumpe-lo!?" ketika melihat gue menggendong ularnya di leher gue.
Padahal baru beberapa menit, gue langsung memberikan lagi ular yang ada di leher gue ke tetangganya Ina. Dan gue langsung cabut dari situ dengan berjalan cepat make muka bego, gue langsung masuk ke rumah guru gue dan masuk ke WC. Setelah tidak gue sadari, ternyata gue langsung ngompol waktu gue ngegendong tuh ular. Pantes aja mereka semua terdiam waktu gue ngegendong ularnya, orang mereka ngeliat gue ngompol dicelana.
Setelah kejadian tersebut, Ina memang takjub melihat gue menggendong ular itu ke leher gue, tapi dia lebih takjub ketika ngeliat gue ngompol dicelana, yaitu takjub karena waktu itu celana gue tipis dan kena air, jadi Ina lebih takjub ketika bahwa titit gue keliatan. Tai.
Dan setelah melewati masa-masa sulit selama semester 2, selama 3 bulan sebelum kelulusan gue nembak Ina dan dia menerima dengan perasaan sedikit jijik karena melihat pawang ular yang waktu nangkep ular, tititnya keliatan, mungkin bisa saja ketika melatih ular untuk dijinakan, titit gue langsung bengkak gara-gara digigit ular piton. ASIK.
Keesokan harinya setelah gue tembak dia, dia mulai ngajak gue untuk foto bareng di belakang sekolah, tapi kenyataannya tidak terjadi karena waktu itu ngeliat ular dan ngajak gue lari sambil berkata.
'Ayo fi! larii larii! itu dibelakang lo ada ular KAMPRET!'. Jerit Ina dengan perasaan tidak ingin kehilangan pacar tercintanya. Asoy.
'Ehh.. ngapain lari? lo kan pernah liat gue naklukin ular waktu itu'. Kata gue dengan sok bener-bener naklukin ular, kenyataanya ngompol dicelana kayak ngeliat Emon dengan "senyum menawan" om-om.
'Ahh jangan sok maco di depan gue deh! gue nggak mau kehilangan pacar gue, apalagi kehilangan tititnya! entar gue disangka lesbian, karena pacarnya nggak punya titit! ayoo lari!'
Dan ketika disitu pula gue langsung terdiam dengan muka bego dan berfikir gimana masa depan gue kalau gue jadi cewek, cuman gara-gara ularnya bolor dan ketika gue ngompol, ular itu kira itu tikus padahal titit gue. Maka itu, secepat kilat gue langsung lari bersama Ina kayak onta rabies yang pantatnya kremian. Dan setelah ketika kejadian disitu juga kita berantem selama hampir 1 minggu, nggak banget, cuman gara-gara nggak jadi foto bareng dan takut "KEHILANGAN GUE".
Sekitar satu minggu setelah kita Ujian Nasional, liburan panjang pun tiba. Gue pergi menginap untuk beberapa hari di rumah saudara gue si Suratep. Dan tidak lama ketika sampai disitu, ketika gue baru dateng di rumah saudara, gue dikatain lesbian sama si kampret Suratep.
'ehh lesbian udah dateeng, Welcome broo!'. Kata Suratep dengan bangganya mengejek gue.
'Ehh kampret, titit gue masih ada dan juga masih normal, lo kali yang tititnya digigit londok lurah!'. Ejek gue dengan SENANGNYA.
'Ahhh iya deh iya, tuh si Rizky nyariin lo, katanya kangen udah lama nggak ketemu lo dan juga katanya dia pingin curhat ke lo'
Rizky itu adik saudara gue yang paling bungsu. Dia itu memang waktu kecil mukanya,sifatnya mirip gue. Dan juga paling deket dan sering curhat ke gue.
'Ka hafiii!! udah lama nggak ketemu. Oh iya kak, aku mau curhat sesuatu ke kaka, hehe'. Kata Rizky dengan wajah senang yang lebih mirip ke kepiting yang sedang mens.
'Ehh iya Rizky, udah lama banget. Cuman biasa aja lah, nggak usah kayak pawang ular yang kehilangan "jati diri" aja.' Kata gue dengan bangganya gue kasih julukan gue itu ke adik saudara gue.
Setelah, itu dia langsung menarik tangan gue untuk menuju ke kamarnya.
'Hehehe.. Jadi gini ka, aku tuh udah lama suka sama cewe di kelas aku yang namanya Bilqis. Cuman aku bingung harus kayak gimana supaya dia tau bahwa aku tuh suka ke dia'. Kata Rizky dengan polosnya dia berkata seperti itu.
'Yaaah kamu tuh harus dateng ke keluarganya, bicara baik-baik sama keluarganya. Kalau lo suka sama cewek, cepat atau lambat, kamu harus ketemu sama keluarganya'. Kata gue dengan mata termenung ke bawah.
'Hmmm.. Ke keluarganya yaa..? tapi aku kan udah cinta ke si Bilqis, dan Bilqis juga udah cinta ke aku, dan harusnya keluarganya Bilqis juga tau dong kalau aku tuh cinta BANGET ke dia'. Dengan POLOSNYA Rizky berkata begitu ke gue.
'Haah? Cinta bangeet? alaaah palingan cuman Cinta Monyet'. Kata gue sambil mengejek dia.
'Aku bukan cinta monyet!'
'Kalau bukan cinta monyet, coba jawab pertanyaan abaang yaaaahh.., kenapa kamu cinta sama dia?' Kata gue sambil ekspresi males.
'Emangnyaaa.. Cinta butuh alasan bang..?'
Setelah mendengar itu, gue langsung kaget adik saudara gue yang paling bungsu, yang sifatnya masih anak kecil banget bicara kayak gitu. Dan gue langsung cabut dari kamar, dan pergi ke rumahnya Ina.
Dan ketika gue udah sampe di rumah Ina, ketika gue mauu saja mengetuk pintu, Ina langsung membuka pintu.
'Ngapain lo disini? gara-gara kamu, gue jadi takut pacaran sama cowo karena takut dia nggak punya titit'. Kata Ina dengan marah dan terheran-heran.
'Aku dateng kesini, cuman mau ngasih tau, bahwa aku udah mikir.. terus aku mikir, aku mikir-mikir.. dan aku nggak takut sama ular, yaudah..'
'Teruss..?'
'Yaaaa aku sadar aku tuh sadar bahwa ular piton itu membunuh mangsanya dengan cara melilit dulu terus menelan mangsanya sampai habis'
'hmm... Yaudah?'
'Yaudah................. , memang gue itu takut sama ular, tapi kamu juga harus tau bahwa gue takut kehilangan kamu. Dan kamu juga harus tau gue itu melakukan itu di depan orang banyak termasuk saudara gue itu hanya untuk mendapatkan perhatian kamu. Memang setelah itu kita berantem karena itu, tapi kamu harus tau, aku mau ngambek-ngambekan sama kamu, marah-marahan sama kamu, asalkan sama
Ina langsung tersenyum bangga karena gue berkata seperti itu , dan dia berkata.
'Lo percaya Soulmate?'
'Enggak, tapi aku percaya, aku buat kamu.. Dan juga menjalankan sebuah Simple Love sama kamu...'
"Ini alasan gue mengapa judul ini gue namain Simple Love, dan ini penjelasannya....
Terkadang, ketika kita mencintai seseorang, kita harus jadi seperti anak kecil, APA ADANYA. Nggak usah banyak mikir, hanya seSimple "Aku sayang dia", cukup. Dan juga ketika kita mencintai seseorang, kita harus rela melakukan hal yang bodoh atau semacam hal yang membuat orang yang kita sayang itu bangga atau senang melihat tingkah kita. Karena itu juga termasuk inti dari mencintai seseorang. Seberapa yakin kita atas apa yang kita punya, dan seberapa mau, kita untuk memperjuangkannya."